Kamis, 15 Januari 2015

SEPERTI APAKAH DEWASA ITU

Tumbuh menjadi tua adalah sebuah kehidupan, tetapi menjadi dewasa adalah sebuah pengalaman. Semua orang pasti akan menjadi tua, tetapi tidak semua orang bisa menjadi dewasa.

Orang dewasa adalah... ketika mendapatkan rejeki, mereka tidak menyombongkan diri, dan ketika kehilangan, mereka tidak terpuruk dalam kesedihan. Mereka menerima dengan bersyukur dan melepas dengan ihklas;

Orang dewasa adalah... Jika kaya, mereka tak akan merendahkan orang miskin, dan jika miskin, mereka tak akan merendahkan dirinya.

Orang dewasa adalah
 bertanggungjawab, bijaksana, selalu bersyukur, dan rendah hati

HIDUP YANG MENGHIDUPI

Pernah aku tanyakan pada seseorang tentang hidup,
"hidup yang bagaimana yang baik dilihat dari aspek sosial?",
Hidup adalah kesempurnaan yang harus disyukuri,
Bagaimana dan harus seperti menjadi apa,
Keberadaan kita adalah anugerah,
Orang yang putus asa bukan semata orang yang gagal,
Orang yang gusar bukan orang yang tak punya rencana,
Kehidupan ini tak lepas dari kehidupan disekitar kita,
Mereka yang hancur,
Mereka yang mujur,
Dia yang jatuh,
Dia yang berdiri kukuh,
Itu bianglala hidup,
Hidup yang indah adalah hidup yang mampu mengamalkan segala apa yang kita punya,
Ilmu yang bermanfaat,
Harta yang halal,
Nasehat yang benar,
Setiap orang memiliki kekurangan,
Meski berkasta,
Mencela kehidupan adalah kesalahan terbesar dalam hidup,

Maka,
Berbagilah atasmu tentang kelebihan yang kau miliki kepada mereka yang membutuhkan,
Agar saat kau tak ada lagi didunia ini,
Ada amalan yang tetap menghidupimu di akhirat kelak,
Berbuatlah baik nan bijak,
Sayangi hidupmu kini dan nanti,
Sesungguhnya kematian ada bukan untuk ditakuti melainkan untuk dipersiapkan agar ketika kau menjalani hidup yang hakiki(hidup setelah mati)kau tinggal memetik apa yang telah kau tabur di dunia,
Semoga doa-doa yang terpanjatkan untukmu,
Menggema dari bibir orang-orang ikhlas yang lebih hidup dari apa yang kau beri dimasa lalu,

Amin. . . .

UNTUK KITA RENUNGKAN

Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya.

Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa.

Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..

Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati.

Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita.

Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.

Karena itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua.

Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.

Teruslah berbuat baik... berkata baik...!

Kritisi semua yang tidak baik.

Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...

TEKA TEKI HIDUP

Hidup itu memang penuh teka-teki. Terkadang apa yang kita harap terjadi belum tentu akan kita dapat. Hidup seperti yang kita impikan tidak akan kita dapat semudah membalik telapak tangan, harus ada perjuangan, pengorbanan, peluh dan air mata yang harus kita relakan untuk mendapatkannya. Tapi tidak selalu kesedihan yang menyertai segala pengorbanan unutk mewujudkan hidup seperti yang kita inginkan, suka cita pun tidak sedikit kita lalui. Semua hal yang kita lewati dalam prosesnya akan meniggalkan kenangan yang tak mungkin terlupa sampai akhir hidup.

Kata orang hidup itu susah, tapi jangan dibuat susah. Enjoy your life, have fun and let it flow. Jangan melihat ke atas saat kita mengukur harta, tapi lihatlah ke atas saat kita mengukur kebahagiaan. Harta tidak menjamin kebahagiaan karena kebahagiaan tidak bisa dibeli tapi harus diperoleh dengan perjuangan dan keikhlasan.

KADANG KADANG

Kadang-Kadang*

✿◠‿◠♥
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi komen..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam menegur..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi nasihat..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memprotes..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam persetujuan..

tapi..

Biarlah DIAM kita mereka faham artinya..
Biarlah DIAM kita mereka terkesan maknanya..
Biarlah DIAM kita mereka maklum maksudnya..
Biarlah DIAM kita mereka terima tujuannya..

karena

DIAM kita mungkin disalah tafsir
DIAM kita mungkin mengundang syak wasangka
DIAM kita mungkin disilap terjemah..
DIAM kita mungkin tidak membawa apa-apa maksud..

maka..

jika kita merasakan DIAM itu terbaik..
seharusnya kita DIAM..
namun seandainya DIAM kita bukanlah sesuatu yang bijak..
berkatalah sehingga mereka DIAM…

✿◠‿◠♥

HAKIKAT UMUR

Usiamu semakin berkurang seiring dengan perjalanan waktu malam dan siang, sementara segala amalan akan tersimpan dan kematian akan datang dengan tiba-tiba".

Tabiat waktu adalah berjalan dengan cepat dan tak mungkin akan kembali. Hidup bukanlah permainan tanpa konsekuensi tetapi dia adalah kenyataan yang pasti akan dipertanggung-jawabkan.

Kehidupan dunia adalah satu episode yang paling menentukan meski jangkanya sesaat saja, tetapi akhirat yang kekal selamanya sebagai taruhannya.

Kita hidup di dunia punya batas waktu. Limitnya tidak dapat kita mundurkan. Akhir ceritanya telah dekat seiring berjalannya waktu. Lalu apa yang telah kita lakukan? Sudahkah kita mempersiapkan bekal???

APA SIH SEBENARNYA KEHIDUPAN ITU

Hidup itu memang penuh teka-teki. Terkadang apa yang kita harap terjadi belum tentu akan kita dapat. Hidup seperti yang kita impikan tidak akan kita dapat semudah membalik telapak tangan, harus ada perjuangan, pengorbanan, peluh dan air mata yang harus kita relakan untuk mendapatkannya. Tapi tidak selalu kesedihan yang menyertai segala pengorbanan unutk mewujudkan hidup seperti yang kita inginkan, suka cita pun tidak sedikit kita lalui. Semua hal yang kita lewati dalam prosesnya akan meniggalkan kenangan yang tak mungkin terlupa sampai akhir hidup.

Kata orang hidup itu susah, tapi jangan dibuat susah. Enjoy your life, have fun and let it flow. Jangan melihat ke atas saat kita mengukur harta, tapi lihatlah ke atas saat kita mengukur kebahagiaan. Harta tidak menjamin kebahagiaan karena kebahagiaan tidak buisa dibeli tapi harus diperoleh dengan perjuangan dan keikhlasan.

Senin, 23 November 2009

LEMANG


Lemang adalah makanan khas orang melayu. Daerah Bengkulu khususnya Kedurang yang mana penduduknya juga termasuk rumpun suku Melayu juga mengenal Lemang sebagai makanan yang sangat disukai masyarakat dan sering dipakai sebagai oleh-oleh ataupun hantaran dalam ritual acara tertentu seperti Melamar, acara Pernikahan dan acara khitanan.
Lemang dalam acara pernikahan sering dipakai sebagai hantaran calon pengantin laki-laki yang akan menikahi seorang gadis. Lemang yang dibawa oleh calon pengantin laki-laki ini digunakan oleh pihak keluarga calon mempelai perempuan untuk memberitahukan kepada masyarakat setempat bahwa acara pernikahan akan segera dilaksanakan keesokan harinya. Biasanya lemang hantaran tersebut dipotong tipis-tipis, dan dibagikan kesetiap rumah ,masing-masing rumah mendapat satu irisan lemang sebagai tanda undangan acara pernikahan. Jika lemang ini sudah diterima, maka para kaum ibu keesokan harinya datang berbondong-bondong ketempat siempunya hajat sambil membawa nampan berisi masakan dan kue-kue yang telah dimasak dirumah masing-masing, guna dimakan bersama di acara pesta pernikahan tersebut.Masyarakat setempat mengenal ritual seperti ini dengan nama "Nauk". Bagi siempunya hajat artinya mereka Ditauk'i" oleh penduduk sekitar.

Dalam acara pernikahan lemang tidak hanya berfungsi seperti yang telah disebutkan di atas, tetapi berfungsi juga sebagai balasan bawaan untuk keluarga pengantin laki-laki, juga sebagai buah tangan orang-orang yang telah berjasa terhadap kelangsungan acara hajatan tersebut dan juga para undangan. Begitu pula dalam acara khitanan.


Bahan lemang yang utama ialah beras ketan putih dan santan yang diberi sedikit garam untuk rasa gurih. Beras ketan dicuci dan direndam semalam lalu dimasukkan ke bukuh bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang. Lalu, santan dimasukkan ke buluh bambu dan dibakar di tungku khusus yang bisa untuk tempat menyandarkan buluh-buluh bambu lemang. Proses pembakaran lemang sekitar empat sampai lima jam.


Dalam acara peringatan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, masyarakat Kedurang juga sering memakai lemang sebagai hidangan untuk tamu yang bertemankan dengan tapai ketan hitam. Sayangnya kini budaya menggunakan lemang mulai dikurangi penggunaannya pada acara pernikahan dan khitanan mengingat semakin lama semakin sulit dan sedikitnya hutan bambu dan juga demi tetap menjaga kelestarian alam. Namun begitu, lemang sebagai makanan tradisional tetap tidak akan ditinggalkan dan tetap menjadi makanan yang disukai masyarakat.

KERIS PUYANG TUNGKUK

Desa Pajar Bulan adalah desa dimana kami bertempat tinggal selama di Kedurang Bengkulu Selatan. Bersama dengan penduduknya, desa ini meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. baik suka maupun duka. masyarakatnya juga masih berpegang teguh pada adat istiadat setempat. begitu juga dengan peninggalan nenek moyang mereka yang bernama " Tungkuk" masih mereka jaga terus dan segala ritual penjagaannya masih tetap dilaksanakan.
Peninggalan nenek moyang " Tungkuk" yang saya ketahui waktu itu adalah berupa keris.
Keris itu sering mereka panggil dengan sebutan " Keris Puyang Tungkuk". Masyarakat Desa Pajar Bulan melakukan perawatan keris ini dengan cara melakukan ritual pencucian keris pusaka setiap 3 tahun sekali. Setiap pencucian keris, selalu didahului dengan ritual potong kambing dahulu untuk kemudian keris ini dicuci di air sungai yang mengalir, yang di kenal dengan nama sungai Kedurang. Masyarakat setempat menyebut sungai ini dengan sebutan " Ayik Kedurang ".
Waktu pencucian keris pusaka ini adalah waktu pagi hari sekitar pukul 4.00 WIB. Pantangan waktu pencucian keris ini adalah tidak boleh kedahuluan burung berbunyi. Setelah keris dicuci, keris di bawa pulang ke rumah kepala adat yang oleh masyarakat setempat disebut " Jurai Tue ". Masyarakat di desa Pajar Bulan juga mempercayai bahwa air bekas pencucian dari keris ini dapat menyembukan berbagai penyakit kulit, terutama penyakit yang sering disebut sebagai ghidas masam atau cacar air. Benar atau tidaknya khasiat dari air tersebut,
yang jelas ini adalah salah satu budaya Indonesia, warisan leluhur yang patut kita jaga kelestariannya, jangan sampai punah atau di akui sebagai budaya bangsa lain....

PANTAI PANJANG DI BENGKULU

Bagi penduduk provinsi Bengkulu umumnya mengenal Pantai Panjang sebagai tempat wisata yang ramai di kunjungi oleh masyarakat. Lokasinya berjarak sekitar 3 km dari kotamadya Bengkulu. Cukup melelahkan juga bila kita berjalan terus menyisir tepi pantainya, karena panjang pantai ini mencapai lebih kurang 7 km. Panjang pesisir pantainya yang cukup panjang inilah mungkin membuat pantai ini dikenal dengan sebutan Pantai Panjang.

Sepanjang pantai ini dihiasi dengan pohon cemara yang sangat rindang dan membuat kita merasa nyaman bila berjalan di bawahnya. Lebar pantai ini sekitar 500 m, sehingga memberikan rasa tenang dan aman bagi para pengunjung yang ingin duduk - duduk di pinggir pantai bersama keluarga dan handai taulan sambil menikmati bekal makanan yang dibawa dari rumah.

Fasilitas wisata yang diberikan oleh pemda setempat juga sudah cukup lengkap. Seperti hotel, restoran, area parkir, kolam renang dan cottage. Melalui ini semua, tentunya pemda setempat berharap agar semuanya dapat mendukung program wisata di tempat ini.

Sebagaimana penduduk provinsi Bengkulu lainnya, murid - murid di SMA Negeri 4 Manna ( sekarang SMA Negeri 1 Kedurang ) pada tahun 1999 mengunjungi tempat - tempat wisata yang ada di kotamadya Bengkulu sebagai upaya guru untuk lebih mengenalkan ibukota provinsi kepada murid - murid di Kedurang juga tempat wisata budayanya sebagai penunjang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah. Kotamadya Bengkulu cukup jauh dari tempat kami di Kedurang. Jaraknya sekitar 145 km, sehingga memerlukan waktu ekstra khusus untuk mengujungi tempat - tempat wisatanya. Di akhir kunjungan kami menyempatkan singgah di tempat ini sambil beristirahat dan menikmati keindahan suasana pantainya.

KEDURANG PENUH KENANGAN

Beberapa waktu yang lalu, suami saya di tugaskan di tempat ini. Sebuah tempat yang sebelumnya sama sekali tak pernah terbayangkan kalau kami akan berada di sana dan melahirkan ketiga anak kami tercinta di tempat ini. Kala itu tempat ini masih sulit di jangkau..., jalan dari Bengkulu ke kota Manna belum di aspal, baru ada pengerasan saja. Bayangkan saja bila di lewati dalam keadaan hujan. Benar benar suatu perjalanan yang melelahkan. Belum lagi perjalanan dari kota Manna ke Kedurang. Jalannya masih rusak dan banyak lubang-lubang di sana sini. Di tambah lagi keadaan sekolah yang di temui.. gedung baru namun lantainya miring di sana sini, terkesan sebuah proyek yang katanya bantuan dana Jepang namun di kelola asal-asalan. Pada waktu itu SMA Negerinya masih bernama SMA N 4 MANNA, masih menginduk di SMA 1 MANNA, dan muridnya baru kelas satu saja. Guru tetap yang baru ada pun baru 4 orang, yaitu rombongan suami saya dan kawan-kawan yang mengikuti program ikatan dinas dari IPB. Jadinya suami saya termasuk salah satu dari perintis sekolah ini. Setengah tahun kemudian, saya mulai ikut suami di tempat ini. Untuk sementara kami tinggal di kota Manna sambil menunggu kelahiran anak pertama saya, sementara sekolah sudah berdiri sendiri di Kedurang. Akibatnya suami saya harus menempuh perjalanan Manna - Kedurang pp yang sangat melelahkan. Setelah anak pertama saya lahir, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk belajar tinggal di Kedurang. Belajar hidup tanpa listrik, belajar hidup menimba air sumur bahkan harus pergi ke sungai bila ada sesuatu. Suatu hal yang benar-benar belum pernah saya lakukan ketika masih tinggal di Jakarta.
Kedurang kala itu murid-muridnya masih banyak yang nakal-nakal, apa lagi dengan budaya di sana yang bagi mereka adalah hal biasa untuk membawa Kuduk ( Pisau ) atau Parang ke mana-mana. Kebiasaan yang bagi kami masih menimbulkan rasa takut bila berada bersama mereka. Terlebih lagi waktu angkatan pertama ada satu orang yang tidak lulus dan suami saya adalah wali kelasnya. Anak itu hampir mengamuk dan mengancam suami saya dengan kuduk ( pisau )nya, padahal sudah ada larangan membawa pakaian ( istilah mereka jika membawa kuduk ) ke sekolah. Bayangkan..., begitu khawatir dan cemasnya saya saat itu. Hanya karena pertolongan Allak SWT lah, suami saya akhirnya mampu menenangkan dan menyadarkan anak itu. Akhirnya dia menangis...., menangis menyesali semuanya karena sebenarnya sudah banyak perhatian suami saya yang diberikan kepadanya agar ia masih bisa tetap belajar dan bersekolah walaupun dengan berbagai permasalahan yang di hadapinya.
Kedurang ini benar-benar indah bagi saya, pemandangan alamnya yang masih asri dengan air kedurangnya yang mengalir cukup deras, sawah - sawah yang terhampar hijau. Dan pepohonan yang masih teduh membuat saya bisa sedikit demi sedikit melupakan kesulitan - kesulitan yang saya hadapi di tempat ini. Perlahan - lahan saya mulai menyatu dan mencintai tempat ini. Melalui persaudaraan dengan penduduk setempat, sedikit demi sedikit saya mulai mengenal sejarah dan budayanya.



PANTAI MUARA KEDURANG YANG INDAH


Pantai Muara Kedurang merupakan salah satu tempat yang menjadi obyek wisata di daerah Bengkulu Selatan. Letaknya persis di jalur simpang tiga antara Kota Manna, Jalur lintas barat Sumatera ( arah Padang Guci ) dan wilayah Kedurang. Tempat ini sangat ramai di kunjungi oleh muda-mudi terutama yang tinggal di sekitar kabupaten Bengkulu Selatan terutama pada hari minggu dan hari raya besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Usai bermaaf- maafan dengan orang tua dan keluarga biasanya tempat ini menjadi salah satu tujuan untuk mengisi hari libur mereka. Tak jarang juga tempat ini menjadi salah satu tujuan untuk mengisi acara perpisahan kelas. Sambil berkemah, para murid-murid bisa menjalin suasana kekeluargaan dengan para guru dan teman-temannya. Namun jangan heran..., bila kita tidak hati-hati berada di pantainya, kita bisa terbawa arus dan hanyut karena air sungai kedurang mengalir sangat deras dan ombak pantai muaranya cukup besar . Sudah cukup banyak pantai ini menelan korban manusia karena arus sungai di muaranya cukup deras itu





Photo di atas adalah foto bersama kami dengan siswa SMAN 4 Manna lulusan 1996 di Pantai Muara Kedurang

GUA SARANG BURUNG WALLET YANG BERNAMA GUA SULUMAN

Gua Suluman juga merupakan salah satu tempat objek wisata di Kedurang, letaknya persis di hulu sungai Kedurang, tepatnya di Desa Batu Ampar. Tempat ini baru dapat di capai setelah separuh perjalanannya kita lalui dengan angkutan umum sampai desa Palak Siring kemudian dianjutkan dengan berjalan kaki menuju desa Batu Ampar. Banyak hal yang dapat di lihat di sini. Pemandangannya yang indah, guanya yang unik dengan sarang burung walletnya, juga ikan - ikannya. Bila di hilir sungai kita menemukan ikan yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai ikan mungkus berukuran kecil-kecil namun di tempat ini kita akan menemukan ikan mungkus yang ukurannya jauh lebih besar begitu juga dengan sejenis ikan yang sering di sebut Pelus. Bentuknya panjang dan licin seperti belut, namun dengan ukuran yang jauh lebih besar. Benar - benar tempat yang indah dan menyenangkan. Di sini kita bisa berkemah dan memancing ikan ikan dengan tenang kemudian membakar ikan hasil pancingan itu sambil beramah tamah, bersenda gurau dan menjalin keakraban dalam suasana yang sangat santai. Benar - benar suatu suasana yang membuat hati semakin rindu bila mengingatnya

KEDURANG SALAH SATU SENTRA PRODUKSI BERAS DI BENGKULU SELATAN

Kondisi alamnya yang merupakan perbukitan dan lembah serta air sungainya yang mengalir cukup deras, membuat masyarakatnya memilih bertanam padi di sawah di samping berkebun kopi. Kedurang merupakan tempat yang terkenal dengan berasnya yang sangat enak dan pulen. Apalagi bila beras itu berasal dari padi yang baru di panen. Wah... sungguh nikmat, ditambah bila kita makannya di dangau yang berada di tengah sawah sambil merasakan hembusan angin sepoi - sepoi basah, apapun jenis lauknya... tentu akan terasa sangat nikmat. Hamparan padi yang mengunig, membuat sejuk mata memandang dan menambah rasa rindu akan suasana bila kita mengingatnya.

UPACARA TURUN KE AIR BAGI ANAK PEREMPUAN


Bagi anak perempuan yang akan beranjak dewasa, penduduk setempat mengadakan suatu apacara turun ke air yang sering disebut dengan istilah " Ngayik ka ". Pada upacara tersebut, anak yang baru beranjak dewasa mengadakan ritual turun ke air sungai kedurang dengan di dampingi ibunya dan satu dukun pelaksana upacara. Anak yang di upacara adatkan ini biasanya berusia sekitar 6 tahun sampai dengan 12 tahun, tergantung kemampuan orang tua yang melaksanakannya.Sambil berjalan menuju ke sungai, biasanya sang anak ditemani dengan iringan lagu - lagu pujian kepada Rasulullah SAW dan tabuhan alat musik rebana. Sungguh suatu pemandangan dimana budaya lama penduduk setempat telah bercampur dengan budaya Islam.
Setelah anak kembali dari sungai, biasanya sang dukun pendamping mengadakan beberapa ritual, salah satu diantaranya adalah ritual anak mengelilingi tunas kelapa sambil menari bersama dukun pendamping dengan masih diiringi lagu - lagu Shalawat Nabi SAW dengan tabuhan alat musik rebananya. Ritual adat seperti ini diadakan dengan maksud supaya sang anak yang baru tumbuh dan kelak akan menjadi dewasa, tumbuh menjadi orang yang berguna, seperti tunas kelapa yang kelak bila sudah tumbuh menjadi pohon kelapa menjadi pohon yang mempunyai banyak manfaat dan tiada yang tersia - sia.




Foto di atas adalah foto putri pertama Rahmanandhika Swadari waktu berusia 6 tahun dengan memakai pakaian adat yang biasa di pakai oleh anak - anak penduduk setempat ketika mengikuti upacara turun ke air.

TRADISI NAUK DAN NINGKUK PADA MASYARAKAT KEDURANG


Sebagaimana di tempat lainnya, Kedurang mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan pesta pernikahan. Bila harinya telah tiba, biasanya warga desa setempat membawa antaran makanan berupa piring-piring kecil yang berisi nasi lengkap dengan lauk-pauk dan kue-kuenya yang di isikan dalam satu nampan. Makanan yang tidak boleh di tinggalkan dalam adat ini adalah wajik atau yang lebih di kenal oleh masyarakat setempat sebagai buak dan pisang goreng atau di sebut juadah. Tradisi seperti ini oleh masyarakat setempat disebut " Nauk " . Sehari sebelumnya para warga masyarakat mendapat seiiris lemang sebagai pertanda bahwa sang empunya hajat minta agar para masyarakat ikut "Nauk" pada acara tersebut. Malam harinya bagi kaum muda - mudinya biasa di adakan acara yang di kenal dengan acara "Ningkuk". Untuk kelancaran acara tersebut, biasanya warga membentuk kepanitian kecil yang terdiri dari Dase, Kumite, Kerbai beirus dan Anak Belai. Dase bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kelancaran pelaksanaan jamuan makan, juga sebagai pengkoordinir kerja para pelaksana jamuan makanan. Kumite terdiri dari beberapa pemuda yang bertugas membantu Dase demi kelancaran pelaksanaan jamuan makan. Kerbai Beirus, sebagai mana istilah yang artinya adalah ibu-ibu yang menyendok makanan dengan irus ( centong ), bertugas mengisi makanan (gulai) yang akan disuguhkan bagi para tamu juga bertanggung jawab atas persedian makanannya. Sedang Anak Belai biasanya terdiri dari para menantu dan ipar laki-laki sang empunya hajat yang sering diberi tugas memasak air dan membakar lemang. Lemang inilah yang nantinya akan dibawa sebagai buah tangan dari para tamu. Kegiatan masak memasak biasanya dibantu oleh para tetangga dan kerabat yang datang. Sungguh suatu budaya gotong royong yang masih mengental pada masyarakat yang nampaknya kini sudah mulai pudar bagi masyarakat perkotaan.

LISTRIK MASUK KEDURANG


Awal tahun 1996, listrik mulai masuk di tempat ini. Perubahan yang besar dan cepat mulai terjadi. Di tambah lagi harga kopi yang mulai melonjak, membuat warga masyarakat Kedurang yang sebagian masyarakatnya berkebun kopi mendapat keuntungan yang berlipat. Seiring dengan masuknya listrik, banyak juga para warga yang mulai menggunakan fasilitas-fasilitas rumah tangga yang menggunakan listrik demi kemudahan dalam melaksanakan kegiatan dan juga hiburan. Tak ketinggalan juga kami, suami saya yang sudah lama tidak memegang komputer mulai melengkapi rumah dengan komputer dan mulai memberikan kursus - kursus bagi para murid yang berminat. Berawal dari DOS, WS dan LOTUS 123 kemudian dilanjutkan dengan WINDOWS' 95. Era komputer bagi masyarakat, terutama bagi murid - murid SMA di Kedurang mulai terbuka. Para murid dari orang tua yang mampupun mulai mengerti tentang komputer yang menjadi bekal ketika mereka duduk di bangku kuliah. Disamping itu kegiatan administrasi SD dan juga SMP di Kedurangpun mulai menggunakan jasa kami dan tentu saja ini membuka pembaharuan bagi sistim administrasi sekolah di wilayah Kedurang dan tentu saja menambah pemasukan keuangan bagi rumah tangga kami. Di tengah era inilah anak ke dua dan ke tiga kami dilahirkan.

GEMPA TAHUN 2000

Gempa tahun 2000 merupakan salah satu kenangan yang tak terlupakan. Gempa yang terjadi pada tengah malam ini membuat kaget seluruh masyarakat propinsi Bengkulu tidak terkecuali yang berada di Kedurang. Gempa tahun ini cukup dahsyat dan banyak menelan korban jiwa. Kerusakan parah terjadi di mana - mana, terutama yang rumahnya terletak di sepanjang pesisir pantai. Rumah - rumah yang baru banyak di bangun dari hasil keuntungan penjualan kopi karena harga yang melonjakpun ikut rata dengan tanah, membuat miris hati kita yang melihatnya. Suami saya yang waktu itu baru asik menyelesaikan tugas administrasi sekolah dengan komputerpun kaget dan langsung membangunkan kami yang telah tertidur pulas. Sungguh suatu hal yang terkadang lucu bila di ingat sekarang ini karena di tengah kondisi baru terjaga dari tidur dan belum sepenuhnya sadar harus segera berlari ke luar rumah dan menyelamatkan diri agar tidak tertimpa reruntuhan bangunan. Cukup lama juga saya, putri pertama dan putri bungsu saya yang waktu itu masih bayi tertahan di depan pintu karena gugup dan sulit untuk membukanya. Melihat hal ini, suami dan putra ke dua saya yang lebih dulu bersembunyi di bawah meja makan akhirnya keluar dan segera membantu membuka pintu. Akhirnya kami bisa selamat tiba di halaman luar menghindar dari kemungkinan tertimpa reruntuhan. Saat itulah saya benar - benar merasa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT, yang apabila dia berkehendak dengan sekejap saja apa yang kita miliki akan hancur dan musnah bahkan mungkin tanpa sisa. Untunglah rumah yang kami tinggali tidak rusak dan memang untuk daerah Kedurang pada umumnya tidak terjadi kerusakan yang berarti karena letaknya yang agak jauh dari pantai dan merupakan daerah perbukitan.

SEPERTI APAKAH DEWASA ITU

Tumbuh menjadi tua adalah sebuah kehidupan, tetapi menjadi dewasa adalah sebuah pengalaman. Semua orang pasti akan menjadi tua, tetapi tidak...